DPMPTSP Provinsi Banten, Investasi Semester I Capai Rp60,7 Triliun

Rapat Koordinasi Realisasi Investasi Tingkat Provinsi Banten, Bertempat Di Puspemkot Tangerang, Pada Kamis (14/08/2025).

SERANG
- Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten, Virgojanti, mengumumkan realisasi investasi di Banten selama Semester I 2025 (Januari–Juni) mencapai Rp60,7 triliun. Capaian ini tumbuh 4,27% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year) dan telah memenuhi 50,80% dari target tahunan Rp119,55 triliun.

Dari total tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berkontribusi Rp35,3 triliun atau 58% dengan pertumbuhan 53,58% y-o-y, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp25,4 triliun atau 42% namun turun 27,81% y-o-y. 

Investasi ini menyerap 110.521 tenaga kerja, terdiri dari 109.377 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 1.144 tenaga kerja asing (TKA), dengan total 67.997 proyek.

Virgojanti mengatakan, Banten juga menempati peringkat ke-5 nasional realisasi investasi PMA dan PMDN Semester I, di bawah Jawa Barat (Rp141 triliun), DKI Jakarta (Rp140,8 triliun), Jawa Timur (Rp74,7 triliun), dan Sulawesi Tengah (Rp64,2 triliun). 

"Di tingkat nasional, Banten berada di posisi ke-6 untuk PMA senilai US$1,5 miliar (5,89%) dan peringkat ke-4 untuk PMDN senilai Rp35,3 triliun (6,9%)," ujar Virgojanti dalam Rapat Koordinasi Realisasi Investasi Tingkat Provinsi Banten di Puspemkot Tangerang, Kamis (14/8).

Berdasarkan wilayah, kontribusi terbesar Semester I berasal dari Kabupaten Tangerang Rp16,60 triliun (27,33%), Kabupaten Serang Rp13,77 triliun (26,42%), Kota Tangerang Rp12,57 triliun (20,70%), Kota Cilegon Rp9,87 triliun (16,25%), Kota Tangerang Selatan Rp6,47 triliun (10,65%), Kabupaten Lebak Rp546 miliar (0,90%), Kota Serang Rp505 miliar (0,83%), dan Kabupaten Pandeglang Rp397 miliar (0,65%).

5 sektor usaha penyumbang investasi terbesar Semester I adalah perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp10,03 triliun; industri kimia dan farmasi Rp8,05 triliun; industri logam dasar dan barang logam Rp6,80 triliun; perdagangan dan reparasi Rp5,68 triliun; serta industri karet dan plastik Rp4,57 triliun. 

Untuk PMA, sektor unggulan adalah industri kimia dan farmasi Rp5,98 triliun, industri logam dasar Rp4,36 triliun, dan industri kertas serta percetakan Rp2,05 triliun. Negara asal PMA terbesar adalah Tiongkok Rp6,19 triliun (24,31%), disusul Malaysia Rp3,86 triliun (15,18%), Singapura Rp3,66 triliun (14,04%), Jepang Rp2,78 triliun (10,95%), dan Hong Kong Rp2,57 triliun (10,10%).

Sementara itu, pada Triwulan II 2025 (April–Juni) realisasi investasi Banten mencapai Rp29,7 triliun, terdiri dari PMDN Rp20,1 triliun (68%) dan PMA Rp9,6 triliun (32%). Secara y-o-y, capaian ini turun 9,72%, namun tumbuh 4,50% dibanding triwulan sebelumnya (quarter-on-quarter). 

"PMDN tumbuh 58% y-o-y dan 33,1% q-o-q, sedangkan PMA turun 52,5% y-o-y namun naik 39,6% q-o-q. Investasi ini menyerap 45.601 tenaga kerja, terdiri dari 45.075 TKI dan 526 TKA, dengan total 42.148 proyek," jelasnya.

Virgojanti menambahkan, Banten juga menempati peringkat ke-5 nasional realisasi investasi PMA dan PMDN pada Triwulan II, di bawah Jawa Barat (Rp72,5 triliun), DKI Jakarta (Rp71,1 triliun), Jawa Timur (Rp38,6 triliun), dan Sulawesi Tengah (Rp31,6 triliun). 

'Di tingkat nasional, Banten berada di posisi ke-8 untuk PMA senilai US$0,59 miliar (4,72%) dan peringkat ke-4 untuk PMDN senilai Rp20,1 triliun (7,3%)," ungkapnya.

Berdasarkan wilayah di Triwulan II, realisasi investasi terbesar tercatat di Kota Tangerang Rp8,21 triliun (27,66%), Kabupaten Tangerang Rp8,12 triliun (27,36%), Kabupaten Serang Rp5,60 triliun (20,04%), Kota Cilegon Rp3,64 triliun (14,06%), Kota Tangerang Selatan Rp3,40 triliun (11,36%), Kota Serang Rp287 miliar (0,97%), Kabupaten Lebak Rp273 miliar (0,92%), dan Kabupaten Pandeglang Rp203 miliar (0,69%).

Sektor usaha terbesar di Triwulan II adalah perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp5,22 triliun; industri kimia dan farmasi Rp4,34 triliun; perdagangan dan reparasi Rp3,22 triliun; industri logam dasar Rp2,67 triliun; serta industri karet dan plastik Rp2,29 triliun. 

Menurutnya, PMA didominasi industri kimia dan farmasi Rp3,03 triliun, industri logam dasar Rp1,24 triliun, dan perumahan Rp1,02 triliun, sementara PMDN didominasi perumahan Rp4,19 triliun, perdagangan Rp2,61 triliun, dan industri karet serta plastik Rp2,12 triliun.

Lima besar negara asal PMA di Triwulan II adalah Singapura Rp2,26 triliun (23,67%), Malaysia Rp2,15 triliun (22,60%), Tiongkok Rp2,03 triliun (21,33%), Jepang Rp687 miliar (7,20%), dan Hong Kong Rp438 miliar (4,59%).

Virgojanti menegaskan, capaian ini menunjukkan daya saing dan daya tarik Banten di mata investor. 

"Kedekatan dengan pasar, dukungan infrastruktur, dan kemudahan perizinan menjadi faktor kunci yang terus kami perkuat untuk menjaga minat investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” tandasnya. (adv)

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال